Tanggul di Boalemo Jebol, Air yang Meluap Rendam Area Persawahan Warga

Para warga yang bergotong royong membangun irigasi darurat. (Foto: Istimewa)

BOALEMO – Akibat diguyur hujan berhari- hari, tanggul yahg berfungsi sebagai penehanan air di Desa Rejonegoro, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Bolemo, jebol dan airnya meluap ke area persawahan milik petani sekirarnya.

Lahan yang biasanya menjadi sumber penghidupan utama warga Rejonegoro kini terendam dan terancam gagal panen

Salah satu warga setempat, Erpan Moha, mengatakan, jebolnya tanggul dia kibatkan air yang tidak mampu lagi menampung debit Air akibat hujan sudah beberapa Hari.

“Bukan hanya air hujan namun, saluran air yang tersumbat oleh sampah dan tumpukan batang kayu juga menjadi penyebabya,” kata Erpan.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, Akibat dari meluap air tersebut dan sudah merendam area persawahan, kemungkinan akan gagal panen.

“Warga sudah sudah bekerja sama untuk mengatasi ini, namun tidak bisa,” jelasnya, Rabu (24/4/2025).

Para Warga yang berusaha membuat tanggul darurat menggunakan terpal, menururut tidak mampu menahan debit air yang meluap.

“Akibat terlalu deras, tanggul yang dibangun warga menggunakan terpal tidak mampu menahan debit air, jelasnya.

Namun dirinya mengunkapkan, para petani masih mencoba dengan cara yang lain agar air yang masuk keaswah bisa di atasi.

“Para warga masih berusaha mmmbangun tanggul darurat dengan cara yang lain, seperti menggunakan karung bekas yang diisibtanah dan kayu sebahai bahan penyangga” ungkapnya.

Disis lain, Kepala Desa Rejonegoro, Yamin Hunowu, saat dikonfirmasi, mengatakan atas peristiwa tersebut Pemerintah Desa akan berkoordinasi dengan para pihak atau lembaga terkait.

“Rencana akan di musyawarakan secara bersama dengan lembaga desa dan tokoh masyarakat,” kata Yamin saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut, dinya mengungkapakan, pemwrintah Desa akan berkonsultasi dengan Pemerintah Kabupaten Boalemo dan pihak terkait di tingkat provinsi.

“Hal ini akan dibawa ke Balai Sungai dan Dinas PU Provinsi karena tanggul ini  dibangun menggunakan anggaran pusat,” ungkapnya.

Ia berharap, masalah ini bisa diselesaikan setelah konsulatasi dengan para lembaga terkait, agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap musim hujan. (*)

 

Exit mobile version