POLITIK – Nama Budi Gunawan atau yang akrab disapa BG, selalu menghiasi dinamika politik dan keamanan nasional dalam dua dekade terakhir.
Lulusan Akademik Kepolisisan (Akpol) 1983 ini dikenal sebagai salah satu perwir tinggi karirnya melejit sejak dipercaya menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Sejak saat itu, karir Budi Gunawan kian menanjak dengan menduduiki sejumlah jabatan strategis di institusi Polri.
Ia Pernah menjabat sebagai kepala Biro Pembinaan Karier SSDM Polri, Kepala Kepolisian Daerah Bali, hingga dipercaya memimpin Lemdikpol.
Kedekatannya dengan kalangan elite polituk membuat namanya kedap muncul dalam bursa kandidat Kapolri.
Puncak Sorotan terjadi pada Januari 2015 ketika Presiden Joko Widodo mengajukan BG sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR RI.
Meski sudah lolos uji kelayakan dan kepatutan, langkahnya terhenti usai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut.
Polemik ini membuat Jokowi akhirnya menunjuk Badrodin Haiti sebagai Kapolri.
Meski gagal menjadi Kapolri, karir Budi Gunawan tidak serta-merta meredup. Ia kemudian diangkat sebagai Wakapolri sebelum akhirnya dipercaya memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).
Pada Jabatan inilah, BG menjadi figur penting di balik layar, khususnya dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan di era Presiden Jokowi.
Perjalanan kariernya kembali mencapai puncak ketika Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) psda Oktober 2024.
Penunjukan ini memperlihatkan kepercayaan besar yang diberikan kepadanya, sekaligus menegaskan pengaruhnya dalam lingkaran elite politik nasional.
Namun perjalanan itu berakhir singkat. Belum genap setahun menjabat, Presiden Prabowo resmi memberhentikan Budi Gunawan pada reshuffle Kabinet Merah Putih, Senin (8/9/2025).
Ia menjadi satu-satunya menteri koordinator yang dicopot, sebuah keputusan yang memicu spekulasi di kalangan politik dan publik.
Terlepeas dari pemberhentiannya, jejak panjang Budi Gunawan tetap menjadi catatan penting dalam sejarah perwira tinggi kepolisian yang berhasil menembus panggung politik nasional
Dari ajudan presiden, Wakapolri, Kepala BIN, hingga Menko Polkam, perjalanan BG menjadi bukti betapa eratnnya hubungan antara dunia keamanan dan dinamika politik di Indonesia. (*)




