Daerah  

BI Sebut Ekonomi Gorontalo Mulai Bagus, Inflasi Stabil dan Qris Tumbuh

Foto: BI Gorontalo.

GORONTALO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menggelar Gorontalo Economic Outlook (GEO) Tahun 2025, dengan mengusung tema “Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Menuju Gorontalo yang Maju dan Sejahtera.”

Dalam pemaparannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Bambang Satya Permana menyampaikan beberapa indikator utama kinerja perekonomian Gorontalo hingga semester I 2025. Perkembangan ekonomi Gorontalo pada semester I 2025 cenderung membaik dibandingkan tahun 2024.

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas perekonomian Gorontalo yang terlihat dari adanya peningkatan kinerja lapangan industri pengolahan dan kinerja sisi ekspor.

Selanjutnya, hingga bulan Oktober 2025, Gorontalo mencatatkan kinerja inflasi yang cenderung lebih terjaga dibandingkan tahun 2024. Harga beberapa komoditas strategis seperti beras dan barito (bawang, rica, tomat) terpantau relatif stabil di tahun 2025.

Kinerja fiskal daerah juga menunjukkan peningkatan di tahun 2025 baik dari sisi realisasi belanja dan pendapatan. Hal tersebut menunjukkan kinerja progresif dan inovatif dari Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten dalam hal pengelolaan anggaran fiskal pemerintah daerah di tahun 2025.

Dari sisi sistem pembayaran non-tunai, kinerja QRIS juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dari sisi pertumbuhan volume transaksi dan pertambahan merchant dan pengguna baru. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah, serta perbankan di Gorontalo.

Dalam menyongsong tahun 2026, terdapat beberapa peluang dan tantangan yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian tahun 2026. Dari sisi peluang, sektor pertanian diproyeksikan tetap menjadi penopang utama ekonomi daerah seiring dengan peningkatan target produksi jagung nasional, penyelesaian pembangunan Bendungan Bulango Ulu yang akan memperluas cakupan irigasi teknis, serta program cetak sawah baru.

Selain itu, potensi pertumbuhan juga datang dari sektor pertambangan dan industri pengolahan, terutama dengan adanya eskalasi kegiatan pertambangan dan pengolahan emas di Kabupaten Pohuwato, meningkatnya produksi industri pelet kayu, serta harga komoditas kelapa yang menunjukkan tren kenaikan.

Meski demikian, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain belum optimalnya hilirisasi produk pertanian khususnya jagung, potensi penurunan transfer ke daerah (TKD) yang dapat menekan kapasitas fiskal daerah, serta berakhirnya proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bulango Ulu yang sebelumnya menjadi motor pertumbuhan investasi di Gorontalo.

Dalam menjawab berbagai peluang dan tantangan tersebut, Bank Indonesia memberikan rekomendasi kebijakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang inklusif dan berkelanjutan di tahun 2026, antara lain:

  1. Mendorong hilirisasi berbasis komoditas lokal seperti jagung, kelapa, sapi, dan perikanan untuk menciptakan nilai tambah serta memperkuat sektor perdagangan daerah, termasuk membangun ekosistem supply chain melalui konsep Model Business Group (MBG).
  2. Meningkatkan produktivitas pertanian melalui frugal innovation dengan mengadopsi teknologi, smart farming, serta mendorong pertanian organik yang efisien dan berkelanjutan.
  3. Memperkuat sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk menarik investasi, antara lain melalui pembangunan kawasan industri berbasis komoditas unggulan, penguatan fungsi promosi investasi daerah, serta mendorong pembiayaan kreatif seperti skema KPBU untuk proyek infrastruktur daerah.
  4. Mengakselerasi inovasi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)melalui:
  1. Peningkatan pajak hotel dan restoran seiring optimalisasi potensi pariwisata, termasuk pembukaan rute penerbangan langsung antara Gorontalo dan kota besar seperti Jakarta, Manado, dan Bali (via Makassar), serta pemanfaatan momentum penyelenggaraan Pekan Nasional Petani Nelayan (PENAS) untuk promosi wisata Gorontalo.
  2. Digitalisasi pembayaran pajak dan retribusi daerah guna mempermudah masyarakat membayar pajak, termasuk integrasi pembayaran PKB online dan penerapan QRIS di area publik.
  1. Penguatan kapasitas SDM daerah, dengan mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja formal melalui pendidikan vokasi dan kejuruan yang terhubung dengan industri, serta optimalisasi partisipasi lulusan Gorontalo dalam program magang nasional.
  2. Mendorong pembiayaan kepada UMKM di sektor unggulan melalui pemberdayaan Koperasi dan BUMD sebagai offtaker produk unggulan lokal serta peningkatan kapasitas pendamping UMKM.
  3. Mendorong peningkatan produktivitas dan jangkauan pasar UMKM lokal melalui program onboarding digital, pendampingan pemasaran, serta fasilitasi pameran dan promosi ke luar daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menegaskan bahwa sinergi antara Pemerintah Daerah, dunia usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Gorontalo yang maju, inklusif, dan berdaya saing.

BI Gorontalo berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan kolaborasi kebijakan dengan seluruh pemangku kepentingan, khususnya dalam rangka menjaga stabilitas harga, memperluas kesempatan kerja, dan memperkuat struktur ekonomi daerah yang berkelanjutan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *